Sejarah Reog Ponorogo di Indonesia Tari tradisional Reog Ponorogo sudah menjadi warisan budaya Indonesia yang berlangsung sejak zaman kerajaan Kediri sekitar abad XI. Seni pertunjukan dari Ponorogo, Jawa Timur ini menghadirkan sosok topeng macan berhias bulu merak dengan ukuran yang sangat besar. Wajahnya sangar, dengan kumis dan jambang yang lebat. Mereka biasanya berjalan beriringan sambil menari dengan lincah mengikuti suara gamelan dan teriakan-teriakan “Hok’e hok’e Haaaaa..”. Reog adalah kesenian tradisional khas Ponorogo, Jawa Timur yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Karena itu pula Ponorogo dikenal dengan julukan
Tari tor tor adalah tarian asal Batak yang dilakukan dengan iringan atau tabuhan alat musik tradisional Sumatera Utara yang disebut Mangondangi. Mangondangi terdirid ari 9 jenis alat musik, seperti gondang, tagading, terompet khas Batak, suling, sarune, kaleem hesek, odap gordang, ogunf, doal, oloan dan panggora.
Reog Ponorogo merupakan kesenian tari rakyat asal kota Ponorogo,Jawa Timur. Réog adalah tarian tradisional dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat dan Ponorogo melalui simbol-simbol prosesi melalui alur tari Reyog Ponorogo. tiada lain adalah permata dan mutiara hidup, Reog Ponorogo has four historical versions, namely the Bantar Angin
Reog sendiri adalah tarian tradisional dari Ponorogo, Jawa Timur dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, dengan berat topeng mencapai 50–60 kg.
. 199 279 160 299 48 142 150 333

tari reog ponorogo adalah